Selamat Natal 2008

Selamat Natal 2008

Rabu, 10 Desember 2008

Waspada Saos Tomat















Mungkin informasi ini sudah banyak ditayangkan di beberapa stasiun televisi swasta. Informasi ini hanya sekedar reminder bahwa Saos Tomat yang banyak beredar baik di pasar2, penjual bakso dan mie ayam dan berbagai tempat lainnya patut diwaspadai, walaupun masih ada Saos Tomat yang dibuat dengan bahan2 yang baik dan sehat.

Bakso dan mie ayam merupakan salah satu makanan favorit, yang tentu rasanya kurang nikmat kalau tidak ditambah dengan merahnya saos sambal tomat. Apalagi beberapa orang menilai bakso dan mie ayam yang dijual di pinggir-pinggir jalan terasa lebih nikmat dibandingkan dengan makanan sejenis tapi sudah berada di gerai-gerai mal yang ber-AC.

Isu tentang ketidakberesan saos-saos ini sudah lama beredar, dan sudah banyak yang membuktikannya. Contohnya dari penggunaan ubi atau singkong untuk bahan bakunya, lalu penggunaan pewarna makanan yang dilarang, sampai penggunaan zat-zat berbahaya lain di dalam kandungannya.

Berikut adalah rangkuman pembuatan saos tomat yang diulas di beberapa liputan di televisi
  1. Sebagian besar pembuat saos tomat ini menggunakan bahan baku cabe BUSUK. Ya, cabe busuk, lengkap dengan ulat dan belatung warna kuningnya. Semuanya diulek jadi satu, masih dengan tangkai cabenya, menggunakan ulekan batu yang cukup besar. Darimana cabe busuk ini didapat? Tidak masalah, tiap hari ada penyuplai yang rutin mengumpulkan cabe-cabe busuk ini di pasar atau yang berceceran di lorong-lorong pasar. Jadi jangan bayangkan rupa cabe atau kebersihan ulat belatungnya seperti yang biasa dimakan di acara 'fear-factor'...
  2. Sebagai pewarna makanan, digunakan pewarna buatan yang lazim digunakan di industri tekstil. Tentu saja, untuk membuat warna merah menyala (yang menggiurkan ini), dibutuhkan cukup banyak pewarna tekstil ini. Efeknya tidak perlu dijelaskan lagi...
  3. Sedangkan untuk menambah rasa manis, yang bikin orang Jawa Tengah makin suka, dibubuhkan sakarin. Sakarin merupakan pemanis buatan yang populer, karena di samping harganya murah, rasa manisnya 300x dari manis gula. Artinya manisnya satu sendok teh sakarin idem dengan 300 sendok teh gula. Dulu sih sakarin sempat jadi perdebatan, apakah merupakan bahan yang dilarang dalam makanan atau tidak. Saat ini, sakarin masih dapat digunakan sampai batas-batas tertentu sesuai produk yang disisipinya. Tapi yang jelas, penggunaan dalam jumlah banyak atau jangka panjang menyebabkan gangguan di janin dan kanker, contohnya kanker kandung kemih.
  4. Lalu sebagai unsur pengawetnya diberikan sodium benzoat. Zat ini efektif sebagai pengawet karena dapat mencegah timbulnya bakteri spora, bakteri pembusuk dll di makanan. Tapi sekali lagi, tentu saja pasti ada efeknya dalam penggunaan jangka panjang, yang bisa mengakibatkan rasa mual, muntah, bahkan kematian.
  5. Setelah semua bahan dicampur, siap untuk dikemas di botol-botol saos. Lalu menggunakan botol seperti apa untuk wadah saos ini? Cukup botol bekas saja. Dalam liputan TV diperlihatkan tumpukan botol bekas yang berisi tanah kotor, yang lalu direndam di air yang ber-kaporit. Setelah direndam, lalu dibersihkan dengan menggunakan sikat kawat sampai ke dalam-dalamnya.Selesai semuanya, saos siap dituang ke botol dan diberi label merek di badan botol. Dipak, dikirim ke penjual-penjual makanan, dan masuklah ia ke dalam perut kita bersama dengan mie dan kuah bakso atau mie ayam... Nyammm...

Sebenarnya penjual makanan, entah itu bakso, mie ayam, mie rebus, mie goreng atau apapun yang menggunakan saos-saos-an ini tidak bisa dipersalahkan. Mau pakai saos tomat beneran yang bermerek dengan konsekuensi menaikkan harga makanannya? Saya rasa tidak tepat juga, kalau begitu siapa yang mau beli?. Sebenarnya kuncinya ada di kita, di konsumennya. Kalau mau sehat, ya pesan saja bakso tanpa saos, mie tanpa saos, toh rasanya juga masih nikmat. Kalau memang kepepet pingin mie ayam pakai saos, ya sedikit sajalah, asal jangan tiap hari makan mie ayam. :)

Tidak ada komentar: